Kaitan Biaya, Mutu dan
Waktu dalam dunia konstruksi
Dalam tugas Hukum Pranata dan
Pembangunan kali ini, saya ditugaskan oleh dosen untuk mempelajari dan
mengetahui bagaimana pengaruh biaya, mutu dan waktu serta koordinasi manajemen
dalam suatu proyek konstruksi. Sebelumnya saya akan menjelaskan apa itu Prooyek
konstruksi. Proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil
dalam bentuk infrastruktur. Proyek konstruksi memiliki karakterisitik unik yang
tidak berulang. sehingga proses yang terjadi pada suatu proyek tidak akan
berulang pada proyek lainnya (Ervianto. 2004).
Lanjut menurut Utomo setiap
proyek proyek memiliki tujuan khusus. Dimana didalamnya terdapat batasan yang
sangat mendasar. yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan. waktu dan mutu
yang harus dipenuhi. Ketiganya batasan tersebut dikenal dengan tiga pembatas
(triple constraint).
Agar proyek dapat berjalan dengan
lancar dan mencapai target yang diinginkan. Proyek
harus tidak melebihi ketiga batasan tersebut. Dan memastikan proyek tetap
berjalan di dalam ketiga batasan tersebut. Diperlukanlah suatu sistem manajemen
proyek. Manajemen untuk constraint mutu. anggaran dan waktu dilakukan dengan
jalan pengawasan (controlling). Constraint anggaran dan waktu. merupakan
constraint yang saling terkait satu sama lain. Pengendalian jadwal proyek akan
sangat berpengaruh terhadap fluktuasi biaya teknis proyek, begitu pada
sebaliknya. Sehingga untuk mengendalikan keduanya perlu dilakukan usaha
manajemen waktu-biaya yang dapat meningkatkan kualitas perencanaan waktu dan
jadwal untuk menghadapi jumlah kegiatan dan kornpleksitas yang cenderung
bertambah. Hal itu dapat dilakukan dengan bantuan Metode Bagan Balok (bar
chart) dan Analisis Jaringan Kerja (network analysis) yang berupa penyajian
perencanaan dan pengendalian. khususnya jadwal kegiatan secara sistematis dan
analitis.
Permasalahan yang Berkaitan dengan Biaya, Waktu, dan Kualitas dalam Konstruksi
Pada kondisi optimal
faktor-faktor biaya, waktu, dan kualitas membentuk tata hubungan yang saling
bergantung serta berpengaruh amat kuat dengan kepekaan tinggi. Jika salah satu darinya
berubah atau digeser sedikit saja akan Iangsung berdampak pada faktor lainnya.
Dan pada umumnya merupakan hal yang sulit bahkan mustahil untuk dapat mencegah
pengaruhnya. Hubungan ketergantungan yang amat peka antar tiga faktor tersebut
juga merupakan perbedaan mencolok bila dibandingkan dengan proses produksi pada
industri pabrik manufaktur. Pada industri pabrik walaupun pada waktu peninjauan
kelayakan di awal proyek telah dilakukan perhitungan mengenai biaya
produksinya. akan tetapi harga jual produk masih tetap saja dapat ditetapkan
pada akhir proses dengan peluang cukup luas untuk memperhitungkan kondisi dan
hukum pasar pada saat itu. Jikalau tidak dapat meraih margin pasar secukupnya.
Produsen masih berkesempatan cukup longgar untuk menyesuaikan operasinya baik
dalam hal proses produksi maupun penetapan harga jual dikaitkan dengan strategi
pemasaran. Disamping itu. titik impas biaya produksi pada industri pabrik biasanya
ditetapkan dengan kondisi yang tidak harus terlalu ketat tergantung pada waktu.
Apabila dalam proses produksi mengalami kegagalan untuk mencapai kualitas
tertentu. sebelum diputuskan untuk mengapkir hasil produksi pada umumnya masih
tersedia jalan keluar untuk menyelamatkan industri. Jalan keluar dapat berupa
upaya mendaur ulang material atau melepaskan hasil produksi apa adanya ke pasar
dengan mengelompokkannya menjadi kualitas lebih rendah. Sudah tentu dengan
tetap memperhitungkan situasi dan permintaan pasarnya. Upaya-upaya penyelamatan
dengan cara demikian tidaklah tergantung secara ketat pada faktor-faktor biaya
dan waktu. Bukankah merupakan hal yang lazim dan sering dijumpai beredarnya
berbagai kelas mutu dan suatu hasil industri di pasar meskipun dan satu merek
yang sama? Produk jadi material keramik misalnya di pasar dapat ditemui berbagai
kelas kualitas, sejak kelas I sampai 3.
Sedangkan pada industri
konstruksi. sebagaimana Iayaknya pelayanan jasa. Ketentuan mengenal biaya,
kualitas, dan waktu penyelesaian konstruksi sudah diikat di dalam kontrak dan
ditetapkan sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai. Apabila muncul hal-hal yang
tidak diperhitungkan selama proses produksi. tidalah mudah untuk mengubah
ketentuan-ketentuan yang sudah merupakan bentuk kesepakatan tersebut. Apabila
di dalam proses konstruksi terjadi penyimpangan kualitas hasil pekerjaan. baik
hal tersebut merupakan akihat perbuatan yang disengaja maupun tidak. resiko
yang harus ditanggung tidaklah kecil. Cara memperbaiki yang disengaja maupun
tidak. resiko yang harus ditangung tidaklah kecil. Cara memperbaiki bagian dan
bangunan yang tidak sesuai dengan spesifikasi haruslah dibongkar kemudian di
konstruksi ulang di tempat yang sama sesuai seperti apa yang dikehendaki di
dalam perencanaan. Upaya untuk menukar dengan bangunan di tempat lain yang
nilainya setara atau bahkan Iebih mahal sekalipun tidak dapat diterima. Sedang
di lain pihak. upaya untuk memperbaiki penyimpangan bagaimanapun tak akan dapat
mengubah kesepakatan pembiayaan dan jangka waktu pelaksanaan konstruksi. Bahkan
segala macam bentuk penyimpangan terhadap kesepakatan tentang kualitas dan
waktu penyelesaian pekerjaan biasanya mengandung resiko sanksi denda. yang pada
ujungnya berdampak pada pudarnya reputasi para pelaksana seluruhnya. Dengan
demikian jelas kiranya bahwa faktor-faktor biaya, waktu, dan kualitas dalam
proses konstruksi merupakan ketentuan kesepakatan mutlak yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi dan ketiganya saling tergantung dan berpengaruh secara
ketat.
Dalam penyelenggaraan konstruksi.
faktor biaya merupakan bahan pertimbangan utama karena biasanya menyangkut
jumlah investasi besar yang harus ditanamkan Pemberi Tugas yang rentan terhadap
resiko kegagalan. Fluktuasi pembiayaan suatu konstruksi bangunan juga tidak
terlepas dan pengaruh situasi ekonomi umum yang mungkin dapat berupa kenaikan
harga material. peralatan dan upah tenaga kerja karena inflasi, kenaikan biaya
sebagai akibat dan pengembangan bunga bank, kesempitan modal kerja, atau
penundaan waktu pelaksanaan kegiatan karena sesuatu keterlambatan. Disamping
itu, masih ada pengaruh yang datang dan masalah produktivitas. kemudian
ketersediaan sarana dan prasarana awal di lokasi proyek atau kejadian khusus
seperti sengketa hukum dan sebagainya. Sedangkan masalah-masalah yang
berpengaruh terhadap waktu pelaksanaan konstruksi Iebih banyak disebabkan oleh
mekanisme penyelenggaraan,
seperti keterlambatan pengadaan peralalan dan material. Keterlambatan
perencanaan. perubahan-perubahan pekerjaan selama berlangsungnya konstruksi,
kelayakan jadwal konstruksi, masalah-masalah produktivitas, peraturan-peraturan
dari pemerinah mengenai keamanan perencanaan dan metode konstruksi dampak
lingkungan, kebijakan di bidang ketenagakerjaan dan sebagainya. Kemudian masalah-masalah
yang mempengaruhi kuaIitas hasil pekerjaan Iebih banyak berawal dan didominasi
oleh kualitas sumber daya manusia yang berkaitan dengan kemampuan dan
ketrampilan teknis. Seperti misalnya dalam penyusunan kriteria perencanaan dan
spesifikasi, pengelolaan segi finansial sebagai penunjang, tata cara penyediaan
material dan peralatan, pengerahan tenaga terampil, dan kelemahan di bidang pemeriksaan
dan pengawasan selama konstruksi berlangsung. Selanjutnya masih terdapat masalah-masalah
tambahan yang cukup penting yang berpengaruh secara sekaligus terhadap
ketiga-tiga faktor, yaitu upaya analisis rekayasa nilai, pembiayaan tak terduga
yang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi, dan program-program pelatihan bagi pekerja.
Ringkasan uraian hal-hal yang tersebut di atas diberikan dalam bentuk bagan
pada Gambar 5.3.
Permasalahan yang
Berkaitan dengan Koordinasi dan Pengaturan Manajemen
Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya dengan memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Fungsi dasar manajemen proyek terdiri dari pengelolaan-pengelolaan lingkup kerja, waktu, biaya, dan mutu. Pengelolaan aspek-aspek tersebut dengan benar merupakan kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan suatu proyek. Dengan adanya manajemen proyek maka akan terlihat batasan mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat dalam proyek baik langsung maupun tidak langsung, sehingga tidak akan terjadi adanya tugas dan tangung jawab yang dilakukan secara bersamaan (overlapping). Apabila fungsi-fungsi manajemen proyek dapat direalisasikan dengan jelas dan terstruktur, maka tujuan akhir dari sebuah proyek akan mudah terwujud, yaitu: Tepat Waktu Tepat Kuantitas Tepat Kualitas Tepat Biaya sesuai dengan biaya rencana Tidak adanya gejolak sosial dengan masyarakat sekitar Tercapainya K3 dengan baik Pelaksanaan proyek memerlukan koordinasi dan kerjasama antar organisasi secara solid dan terstruktur. Dan hal inilah yang menjadi kunci pokok agar tujuan akhir proyek dapat selesai sesuai dengan schedule yang telah direncanakan. Pada Proyek ‘tempat penulis kerja praktek’, terdiri dari beberapa unsur organisasi yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain: Pemilik proyek (owner)/investor yang juga merupakan konsultan manajemen konstruksi Konsultan perencana arsitektur, landscape, dan quantity surveyor Kontraktor pelaksana utama yang membawahi:
1)
Konsultan perencana struktur dan mekanikal & elektrikal
2)
Sub kontraktor spesialis Kontraktor pondasi Dalam menjalankan tugas dan
fungsinya,
ke- 4 pihak tersebut harus mempunyai
hubungan kerja yang jelas, dan dapat bersifat ikatan kontrak, perintah, maupun
garis koordinasi.
Contoh Proyek Konstruksi yang Terhenti
Dalam bidang
konstruksi memang tak lepas dari faktor-faktor penghambat jalannya suatu
proyek, diantaranya: Bahan-bahan material bangunan, tenaga kerja, peralatan
pendukung proyek, dan biaya/dana keuangan.
Disini saya
mengambil contoh proyek Hambalang yang terhenti yang mana merupakan Kawasan proyek Pusat Pendidikan, Pengembangan, dan Sekolah Olah
Raga Nasional berlokasi di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Adapun sebab-sebab
terhentinya proyek Hambalang ini yang saya dapatkan dari beberapa sumber berita
diantaranya karena adanya masalah biaya/dana keuangan akibat kasus korupsi.
Berdasarkan berita Warta Kota (30 Mei 2012) memberikan informasi bahwa “pihak Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) selaku pihak
pengorder proyek kepada KSO, belum membayarkan sisa kontrak untuk tahun 2012
sebesar kurang lebih Rp 500 miliar.”, karena itu bangunan Hambalang yang sudah
49 persen terbangun akhirnya di runtuhkan.
Dalam
menjalankan sebuah proyek tak jauh dari kata “biaya”, tak ada biaya maka proyek
pun tersendat. Karena kurang dan tak adanya biaya maka bahan material pun tak
dapat dipenuhi, hal ini yang menyebabkan tersendatnya suatu proyek dan
lambatnya jalan suatu proyek. Karena tidak adanya bahan material, maka para
tenaga kerja pun tak mempunyai kerjaan. Hal ini lah yang sebenarnya merugikan
si pemilik proyek karena pekerjaan menjadi lambat dan pembayaran kontrak
pekerja semakin meningkat juga. Oleh karena itu, proyek ini dihentikan.
Bukan hanya bahan
material bangunan dan tenaga kerja yang terkena imbas dari tidak adanya biaya. Tetapi,
pada peralatan juga terkena imbasnya, bagaimana peralatan dapat dipenuhi jika
biaya penyewaannya saja tidak dapat dipenuhi.
Sekarang proyek
Hambalang sudah dihentikan dan diruntuhkan karena kondisi lingkungan bangunan
yang sudah tidak mendukung dan bangunan yang sudah bertahun-tahun ditinggalkan,
selain itu karena bangunan yang sudah terlalu lama terkena hujan, badai,
longsor, dan pergeseran tanah yang membuat bangunan tersebut tidak kokoh lagi
dan menjadi ambles.
Dari pembahasan
kali ini, yang saya dapat simpulkan bahwa menjalani sebuah proyek konstruksi
diperlukan adanya kedisiplinan dan keseriusan dalam menjalaninya. Manajemen waktu,
biaya dan kualitas adalah pedoman untuk menjalankan sebuah proyek, disamping
itu perlu juga adanya rasa tanggung jawab dari semua pihak yang berperan dalam
proyek konstruksi. Jika kita disiplin, serius dan komitmen maka akan
mendapatkan hasil yang memuaskan.
Sumber:
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar